Jumat, 04 Oktober 2013

KEPEKAAN TERHADAP TANDA-TANDA ALAM (FILM "RED CLIFF")

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Apa kabar Majelis Pembaca sekalian yang berkelimpahan? Lamo tak basuo, kata orang Minang. Mohon maaf atas lamanya kita tidak berjumpa dalam blog ini. Semenjak adanya Official Website dari lembaga saya, www.rich-consulting.com, maka begitu banyak hal yang perlu dikerjakan terutama yang berhubungan dengan pemenuhan content dari situs ini. Monggo lho, sambil menyimak catatan-catatan dalam blog ini, juga sembari menjelajahi official website kami.

Setelah menonton film Red Cliff yang dibintangi Tony Leung, ada beberapa hal menarik yang bisa kita ambil hikmahnya. Film ini mengambil latar belakang sejarah China jaman Three Kingdom. Dan tokoh yang cukup menarik dalam film ini, menurut saya, adalah Zhu Ghe Liang.

Menariknya tokoh bernama Zhu Ghe Liang (diperankan dengan baik oleh Takeshi Kanesiro) ini karena sebagai Jenderal, Beliau memiliki kepekaan yang tinggi dalam membaca perubahan-perubahan alam.

Pernah dalam sebuah peristiwa, Zhu Ghe Liang diperintahkan untuk menentukan waktu penyerangan ke daerah musuh. Zhu Ghe Liang tidak segera menyiapkan pasukan, atau persenjataan, namun justru yang dilakukannya adalah melihat ke langit, melihat gerakan awan, dan merasakan arah gerak angin. Beliau langsung tahu bahwa kalau sekarang melakukan penyerangan, maka bisa dipastikan posisi lawan sangat menguntungkan karena dibantu oleh angin, sehingga musuh pasti akan menggunakan api untuk menghabiskan pasukan Zhu Ghe Liang. 
Dengan melihat gerakan awan, arah gerak angin dan kecepatan angin, serta embun yang menempel di kepala kura-kura, Zhu Ghe Liang bisa memastikan bahwa dalam waktu beberapa jam arah angin akan berubah dan menguntungkan pasukannya.
Dan, benar dalam beberapa jam penundaan penyerangan, arah angin berubah dan secepatnya pasukan menyerang, sehingga meraih kemenangan.



Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ketika kepekaan kita akan sekitar kita, terutama kepekaan kita terhadap bahasa non verbal kawan bicara kita, mulai berkurang, maka seringkali kita mengucapkan kata-kata yang awalnya kita persepsikan hanya guyon saja (karena kemarin toh dengan guyonan yang sama kawan kita justrun ikut tertawa bersama), namun hari ini bisa jadi guyonan itu mendapat respons yang berbeda.

Karena memang dalam tiap detiknya setiap manusia mengalami perubahan, baik positif maupun negatif, yang menyebabkan sering terjadi perubahan "mood" dalam diri seseorang, berdasarkan stimulus (peristiwa eksternal) yang dialaminya. Itulah sebabnya kepekaan kita dalam mengkalibrasi Bahasa Verbal dan Non Verbal seseorang menjadi sangat penting.

Pertanyaannya, bagaimana caranya? Alhamdulillah, kabar baiknya hal itu bisa dilatih dengan Metode NLP (Neuro-Linguistic Programming) yang bernama Sensory Acuity Callibration, dan sentuhan Hypnotherapy. Insya Allah dalam tulisan berikutnya akan kita bahas sama-sama tentang cara meningkatkan kepekaan inderawi dan kemampuan mengkalibrasi bahasa tubuh.

Salam Keberlimpahan.

Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh


Rabu, 12 Desember 2012

Mahasiswi yang jadi suka merokok, kopi dan begadang

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Sidang Pembaca yang Berkelimpahan,

Apa kabar? Semoga dalam keberlimpahan, sekarang dan seterusnya. Begitu lama saya tidak menulis blog ini. Insya Allah menjelang akhir tahun 2012 ini, akan dimulai lagi menulis blog ini dengan lebih kaya topik dan rutin.

Kali ini akan saya sharingkan sebuah kasus Hypnotherapy yang sempat kami tangani.
Seorang Mahasiswi sebuah universitas swasta di Jogjakarta mendatangi klinik kami dengan membawa surat rujukan dari Rumah Sakit Sardjito Jogjakarta. 

Mahasiswi ini menceritakan bahwa entah kenapa (ciri-ciri pertanyaan dari Pikiran Sadar ketika ada perilaku diluar kebiasaan dari Pikiran Bawah Sadar) akhir-akhir ini timbul kebiasaan baru dalam kesehariannya, yaitu suka merokok, minum kopi dan suka begadang. (Padahal kan begadang itu tiada gunanya, katang Bang Rhoma :) )


Maka mulailah dilakukan Intake Interview dan didapatkan fakta sebagai berikut :

1. Orang tuanya bercerai dan dia sangat membenci ayahnya yang telah menceraikan ibunya secara semnea-mena (menurut perasaan dia).

2. Kebenciannya terhadap sang Ayah meluas menjadi membenci semua laki2

3. Timbul perilaku baru, yaitu suka membuat patah hati cowok. Bahkan menurut pengakuannya, dia sudah berpacaran dengan 33 orang laki-laki. Dan yang mengagetkan ke 3 laki-laki yang terakhir bahkan sudah melakukan hubungan suami-istri dengannya.

Dengan fakta tersebut maka dimulailah Proses Hypnotherapynya, yang waktu itu diberikan teknik Gestalt Dialogue (untuk membantu menemukan jati dirinya yang sebenarnya, termasuk berdialog dengan ibu dan ayahnya) dan Teknik Forgiveness Therapy (untuk memaafkan tindakan Ayahnya ketika menceraikan istrinya). 

Terakhir, diberikan Teknik Reframming untuk mengubah kebiasaan barunya menjadi kebiasaan yang lebih produktif dan berdaya guna.

Alhamdulillah, Beliau lebih nyaman bahkan bisa release dengan total sehingga pandangan dan rasa terhadap Ayahnya menjadi lebih positif.

=============

Begitu banyak kejadian di masa lalu yang mungkin pernah kita labeli negatif sehingga menimbulkan permasalahan pikiran dan perasaan yang tak kunjung reda.

Bukankah jika "musibah" di masa lalu itu justru mendekatkan kita padaNya, maka justru itulah "karunia" yang sebenarnya?

Bagi Anda yang ingin sekedar sharing, konsultasi atau curhat, insya Allah akan kami berikan GRATIS dengan bergabung di FanPage :


Salam berkelimpahan....

Wassalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh


Kamis, 14 Juni 2012

Quantum Public Speaking (1)

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh

Sidang Pembaca yang Berkelimpahan,
Alhamdulillah, setelah sekian lama tidak menulis, sekarang mendapat kesempatan untuk sharing dari hasil seminar, pelatihan dan workshop yang kami selenggarakan akhir-akhir ini kepada Sidang Pembaca sekalian.

Pada kesempatan kali ini, ijinkan kami untuk berbagi ilmu tentang Public Speaking dengan metode berbeda dengan yang ada di masyarakat / tempat-tempat kursus Public Speaking, karena Quantum Public Speaking adalah sebuah pelatihan Public Speaking berbasis ilmu Communication Hypnotherapy dan Neuro-Linguistic Programming.

Pada Quantum Public Speaking I ini, materi yang akan coba dibagikan adalah :
1. Paradigma Komunikasi Efektif
2. Manfaat yang diperoleh dengan berKomunikasi Efektif

1. Paradigma Komunikasi Efektif

Inginkah Anda bisa membuat seseorang sangat mengagumi Anda "hanya" dengan berKomunikasi ?
Inginkah Anda mendadak dihampiri "keberuntungan" dengan berkomunikasi? 
Inginkah Anda mudah menawarkan ide/produk/jasa "hanya" dengan komunikasi?


Setiap hari secara normal, seseorang akan mengeluarkan puluhan ribu kata dan lebih dari 80% apa yang dikeluarkannya akan mempengaruhi kehidupan orang tersebut. Di era ini, setiap hari dalam segala bidang kehidupan (keluarga, relasi bisnis, organisasi sosial, hubungan antar sesama, hubungan percintaan, dan sebagainya) tidak lepas dari yang namanya berbicara dua arah.

Kesuksesan usaha dan promosi jabatan tidak akan terlepas dari kemahiran dalam menyampaikan ide-ide dan kemampuan mempengaruhi orang lain baik secara pribadi maupun secara massal. Semakin terampil seseorang dalam berbicara akan semakin menunjukkan kualitas kecerdasan dan penghargaan dari komunitasnya.

Sehingga tidak berlebihan jika kita menyimpulkan bahwa setiap orang yang ingin meningkatkan kualitas hidup, meraih sukses yang lebih tinggi, punya hasrat untuk berbagi ilmu yang ia miliki dengan sesama sudah seharusnya menerampilkan kemampuan komunikasinya, baik komunikasi one on one mapun komunikasi di depan umum (Public Speaking)

2. Manfaat berKomunikasi Efektif dan Keterampilan Public Speaking

Jika berbicara tentang manfaat Komunikasi Efektif dan Public Speaking, maka akan ditemui manfaat yang sangat banyak. Karena hampir tidak mungkin kita bisa mendapatkan kerjasama dari pihak lain tanpa berkomunikasi maupun sharing dengan pihak lain.

Sebagai seorang Hypnotherapist yang sudah cukup banyak menangani Klien Psikosomatis, seringkali saya menemui kasus ketidakharmonisan keluarga "hanya" dikarenakan buntunya saluran komunikasi, miscommunication, bahkan multi interpretasi dikarenakan komunikasi yang kurang "nyambung".

Begitu banyak orang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang nyaman didengar oleh kawan bicaranya. Bahkan menyebut orang yang terlibat dalam pembicaraan dan/atau diskusi dengan sebutan "lawan bicara". Hal ini menandakan bahwa secara bawah sadar, orang yang menyebut pihak yang sedang berkomunikasi dengannya dengan sebutan "lawan bicara", sesungguhnya sedang memposisikan dirinya untuk selalu "menang" dalam komunikasi/diskusi tanpa mengabaikan kebenaran yang seharusnya menjadi hasil pembicaraan.

Bisa Anda bayangkan jika miscommunication itu terjadi dalam negosiasi antar negara? Atau negosiasi tentang sebuah proyek yang menyangkut hajat hidup orang banyak? Seberapa besar dampak yang akan terjadi, baik positif maupun negatif?

Dan bisa Anda bayangkan juga jika dengan Gaya Komunikasi kita yang memberdayakan, akan seberapa banyak membuat perubahan positif dalam hidup seseorang atau sebuah perusahaan atau bahkan sebuah negara?

Bayangkan seberapa besar pahala yang akan kita dapatkan dari Allah SWT, jika pembicaraan kita ternyata memberikan dampak positif pada kehidupan seseorang? Terpikirkah oleh kita bahwa "kata-kata" kita bisa jadi merupakan sedekah yang paling "mahal" dibandingkan harta manapun di dunia ini?

Baik, sambil Anda terus membayangkan begitu banyaknya dampak positif dan amal jariyah serta Multi Level Pahala yang akan kita peroleh dengan menerampilkan Keahlian Komunikasi, silakan Anda terus menyimak materi berikutnya yang akan membahas tentang Dampak Masa Lalu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain terhadap kecepatan dan Passion kita dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Sampai jumpa di bab berikutnya tentang Tantangan Internal seorang Komunikator / Public Speaker dan metode penanggulangannya, serta Pengetahuan tentang Mekanisme Kerja Otak dalam Menerima Informasi.

Wallahua'alam bishshowwab

Wassalaamu'alaikum waRahmatullaahi waBarakaatuh