Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh
Apa kabar Majelis Pembaca sekalian yang berkelimpahan? Lamo tak basuo, kata orang Minang. Mohon maaf atas lamanya kita tidak berjumpa dalam blog ini. Semenjak adanya Official Website dari lembaga saya, www.rich-consulting.com, maka begitu banyak hal yang perlu dikerjakan terutama yang berhubungan dengan pemenuhan content dari situs ini. Monggo lho, sambil menyimak catatan-catatan dalam blog ini, juga sembari menjelajahi official website kami.
Setelah menonton film Red Cliff yang dibintangi Tony Leung, ada beberapa hal menarik yang bisa kita ambil hikmahnya. Film ini mengambil latar belakang sejarah China jaman Three Kingdom. Dan tokoh yang cukup menarik dalam film ini, menurut saya, adalah Zhu Ghe Liang.
Menariknya tokoh bernama Zhu Ghe Liang (diperankan dengan baik oleh Takeshi Kanesiro) ini karena sebagai Jenderal, Beliau memiliki kepekaan yang tinggi dalam membaca perubahan-perubahan alam.
Pernah dalam sebuah peristiwa, Zhu Ghe Liang diperintahkan untuk menentukan waktu penyerangan ke daerah musuh. Zhu Ghe Liang tidak segera menyiapkan pasukan, atau persenjataan, namun justru yang dilakukannya adalah melihat ke langit, melihat gerakan awan, dan merasakan arah gerak angin. Beliau langsung tahu bahwa kalau sekarang melakukan penyerangan, maka bisa dipastikan posisi lawan sangat menguntungkan karena dibantu oleh angin, sehingga musuh pasti akan menggunakan api untuk menghabiskan pasukan Zhu Ghe Liang.
Dengan melihat gerakan awan, arah gerak angin dan kecepatan angin, serta embun yang menempel di kepala kura-kura, Zhu Ghe Liang bisa memastikan bahwa dalam waktu beberapa jam arah angin akan berubah dan menguntungkan pasukannya.
Dan, benar dalam beberapa jam penundaan penyerangan, arah angin berubah dan secepatnya pasukan menyerang, sehingga meraih kemenangan.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang ketika kepekaan kita akan sekitar kita, terutama kepekaan kita terhadap bahasa non verbal kawan bicara kita, mulai berkurang, maka seringkali kita mengucapkan kata-kata yang awalnya kita persepsikan hanya guyon saja (karena kemarin toh dengan guyonan yang sama kawan kita justrun ikut tertawa bersama), namun hari ini bisa jadi guyonan itu mendapat respons yang berbeda.
Karena memang dalam tiap detiknya setiap manusia mengalami perubahan, baik positif maupun negatif, yang menyebabkan sering terjadi perubahan "mood" dalam diri seseorang, berdasarkan stimulus (peristiwa eksternal) yang dialaminya. Itulah sebabnya kepekaan kita dalam mengkalibrasi Bahasa Verbal dan Non Verbal seseorang menjadi sangat penting.
Pertanyaannya, bagaimana caranya? Alhamdulillah, kabar baiknya hal itu bisa dilatih dengan Metode NLP (Neuro-Linguistic Programming) yang bernama Sensory Acuity Callibration, dan sentuhan Hypnotherapy. Insya Allah dalam tulisan berikutnya akan kita bahas sama-sama tentang cara meningkatkan kepekaan inderawi dan kemampuan mengkalibrasi bahasa tubuh.
Salam Keberlimpahan.
Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh